Remaja, Kok, Bisa Kurang Gizi?

Ada kecenderungan pada remaja sekarang ingin mempunyai tubuh yang kurus. Nilai kurus dianggap mereka suatu bentuk yang ideal. Dipicu keinginan tersebut maka remaja mengurangi asupan makannya. Padahal, di usia ini aktivitas mereka cukup tinggi dan memerlukan banyak energi. Akibatnya, mereka akan mengalami asupan gizi yang tidak seimbang. Remaja akan menjadi kurang gizi, yaitu suatu kondisi kekurangan berat badan dibandingkan tinggi badannya. Kurang gizi pada remaja ini tentunya dipengaruhi pula oleh asupan gizi di masa-masa sebelumnya. Remaja yang mengalami kurang gizi nantinya akan berakibat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah serta melahirkan bayi dengan panjang badan di bawah standar atau stanting. Berikut tanda-tanda remaja yang mengalami kurang gizi :
- Lingkar lengan atas (LILA) jika diukur < 23,5 cm, dan remaja berisiko kurang energi kronis.
- Tinggi badan di bawah standar atau pendek.
- Indeks Masa Tubuh (IMT) < 18,5. Untuk mengetahui status gizi remaja dapat menggunakan IMT ini. Cara menghitungnya yaitu: berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) kuadrat, BB (kg) : TB (m)2.
Bila IMT 17.0 sangat kurus
IMT 17,0 – 18,5 kurus
IMT 18,5 – 25.0 normal
IMT 25,0 – 27,0 berat badan ringan (overweight)
IMT > 27 berat badan berat (obesitas)
- Kurang aktif dan atau disertai kurang nafsu makan
Untuk mencegah remaja kurang gizi maka yang dapat dilakukan yaitu :
- Makan teratur dengan cukup energi dan protein, serta makan yang beragam.
- Jangan lupa menjaga perilaku hidup bersih dengan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun dan air bersih.
- Memilih makan makanan yang tidak berlemak, tidak terlalu manis, dan tidak terlalu asin.
- Melakukan aktivitas fisik agar tetap sehat dan segar.